Maraknya
media informasi saat ini membuat pertumbuhan pemasaran iklan semakin
pesat. Media Iklan sebagai alat untuk mempromosikan barang atau jasa
suatu perusahaan semakin mencengkeram benak masyarakat Indonesia. Pola
hidup masyarakat pun menjadi semakin konsumtif.
Pada
hakekatnya, iklan pada TV dibuat dan disampaikan sebagai media promosi
dari suatu produk dan pelayanan sebagai wujud hasil kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebenarnya, media promosi itu sendiri adalah
alat untuk promosi yang berisi pemaparan secara faktual, logis dan
realistis. Tetapi faktanya sekarang ini, banyak terjadi penyalahgunaan
yang terjadi dalam dunia pariwara. Dengan menghalalkan segala cara
iklan-iklan pada TV dibuat dan disampaikan secara berlebihan dan tidak
jujur, menyesatkan, jauh dari hakekat peranan iklan sebenarnya. Tampilan
iklan-iklan terkesan hanya memunculkan sisi kelebihan untuk menjaring
keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) dan menutupi kenyataan keburukan dari suatu produk yang sebenarnya ada (non konsumen oriented) pada sisi lainnya.
Dampak
positif dari penayangan iklan pada televisi adalah kita menjadi tahu
produk-produk terbaru dari suaru perusahaan, produk apa yang sedang
unggul saat ini. Dengan begitu masyarakat dapat lebih cermat memilih
produk dengan melihat tayangan iklan. Sedangkan dampak negatif dari
penayangan iklan di televisi adalah gaya hidup menjadi semakin
konsumtif, terutama anak-anak dan remaja yang mudah terpengaruh dengan
melihat tayangan iklan tersebut. Menurut penelitian, rata-rata anak
tertarik menonton info komersiil tersebut disebabkan mereka mudah
dipengaruhi oleh komunikasi yang bersifat satu arah, yaitu oleh ucapan,
dari janji dan gambar menarik yang disampaikan. Hal ini kontras
dibandingkan orang dewasa yang lebih memilih memindahkan channel,
rehat sementara atau tidak memperhatikan sama sekali sampai info
komersial itu selesai. Selain itu, pengaruh buruk iklan yang salah
adalah anak-anak lebih cenderung berpikir instant. Dalam arti,
segala sesuatu kebutuhan dipikirkan oleh anak dapat dengan mudah mereka
miliki atau ketahui, tanpa ada usaha untuk mendapatkannya. Kemudian
anak-anak juga masih menghadapi kesulitan dalam membedakan antara
fantasi dan kenyataan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar